Lakon Anoman Duta atau Anoman Obong adalah salah satu lakon yang terkenal dalam cerita Ramayana. Lakon ini menceritakan perjalanan Anoman dalam menjalankan tugas sebagai utusan Sri Rama, untuk memastikan keaadaan Dewi Sinta yang diculik oleh Prabu Dasamuka, raja raksasha dari kerajaan Alengka.
Dikisahkan, Anoman pergi menjalankan perintah ke negeri Alengka dengan disertai oleh para Punakawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Anoman juga dibantu oleh Batara Bayu, Bayu Kusuma, Wiljajahwreka, Liman Situbandha, Garuda Mahambira dan Sarpa Nagakuwara .
Dalam perjalanannya menuju ke negeri Alengka, ia terhalang oleh Samudra. Anoman kemudian dibantu oleh Gunung Maenaka dengan cara melemparkan Anoman dari puncak gunung ke negeri Alengka.
Sesampainya Anoman di perbatasan negeri Alengka, Anoman dan para Punakawan merasa lapar, mereka kemudian mencari warung makan. Mereka menemukan sebuah warung yang menyediakan buah-buahan, makanan,minuman dan yang melayani adalah seorang wanita yang sangat cantik. Anoman dan para Punokawan kemudian makan di warung tersebut. Anoman yang memang masih muda terpesona dengan pelayan tersebut, hingga keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri.
Setelah cukup bersenang-senang, Anoman dan Punakawan pamit meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan perjalanan. Namun belum jauh dari tempat tersebut, tiba-tiba mereka menjadi buta. Karena sebenarnya perempuan yang menjadi pelayan tersebut adalah selir dari Prabu Dasamuka, yang bernama Dewi Sayempraba. Ia memang ditugaskan untuk menghalang-halangi perjalanan Anoman dan Punokawan sebagai duta Rama.
Buah-buahan dan makanan yang Anoman dan para Punokawan makan sebenarnya sudah diberi racun, yang menyebabkan buta orang yang memakannya. Mereka menyesal dengan apa yang telah terjadi, namun mereka tetap melanjutkan perjalanan mereka meskipun dalam keadaan buta.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Garuda Sempati, kakak Garuda Jatayu yang gugur oleh pedang Menthawa, saat berusaha menolong Sinta saat diculik Rahwana. Dengan bantuan garuda Sempati, anoman dan para Punokawan dapat melihat lagi. Anoman dan para Punokawan kemudian melanjutkan perjalanannya ke negara Alengka
Anoman pun masih mendapatkan halangan, jalan yang ia lalui ternyata adalah lidah Ditya Ilatmeja, hingga akhirnya ia masuk ke dalam mulut dan sampai di perut Ilatmeja. Anoman baru tersadar, namun dengan cekatan ia merobek perut Ilatmaja dengan “Kuku Waja”, atau ada sebagain dalang yang menyebutkan “Kuku Pancanaka”. Ditya Ilatmeja kemudian tewas, dan Anoman berhasil keluar dari perutnya.
Anoman kemudian melanjutkan perjalanannya, setibanya di Alengka, Anoman kemudian masuk ke Taman Asoka untuk mencari Dewi Sinta. Anoman bersembunyi balik pohon Nagasari sambil memperhatikan keadaan sekitar taman, jangan sampai ia ketahuan. Setelah suasana aman, Anoman kemudian menyanyi di tempat tersebut, sampai Dewi Trijatha mendengarnya ( puteri dari Wibisana yang bertugas untuk menjaga dan melayani Dewi Sinta. Dewi Trijatha kemudian mendekati asal dari suara tersebut, yang tak lain adalah suara Anoman. Anoman bahwa Dewi Trijatha sedang jatuh cinta. Dewi Trijatha begitu terpesona melihat seekor kera yang berwarna putih bersih seperti kapas.
Anoman kemudian diantar oleh Dewi Trijatha untuk bertemu Dewi Sinta di Taman Asoka. Disana Anoman kemudian mengatakan tujuannya menghadap Dewi Sinta dan menyerahkan cincin Rama, apabila cincin tersebut pas jika dipakai Dewi Sinta itu berarti Dewi Sinta masih suci. Dan cincin itu memang pas di jari tangan Dewi Sinta, dan itu telah membuktikan bahwa Dewi SInta masih suci. Dewi Sinta kemudian memberikan tusuk kondenya sebagai tanda bahwa ia sangat mengharapkan kedatangan Rama, suaminya.
Ketika Anoman sedang menyamaikan tentang keadaan Rama dan adiknya Laksmana kepada Dewi Sinta, tiba-tiba para prajurit Alengka mengetahui keberadaannya. Anoman hendak ditangkap dan terjadilah perang tanding diantara mereka. Namun akhirnya Anoman berhasil ditangkap oleh Raden Indrajid (Megananda), putra Prabu Dasamuka (Rahwana). Anoman kemudian dihadapkan kepada Rahwana. Anoman kemudian diputuskan dihukum mati dengan cara dibakar “Obong”. Namun Anoman mengamuk dan ekornya dikibaskan ke segala arah dan justru Kraton Alengka terbakar. Banyak prajurit yang gugur saat itu. Setelah Alengka terbakar, Anoman kemudian melanjutkan perjalanannya kembali untuk menghadap Rama di Pancawati.
Di tengah perjalanannya, di tepi samudra yang memisahkan antara Alengka dan pancawati, Anoman menemukan seseorng yang saat itu sedang pingsan. Setelah ia sadarkan, orang tersebut adalah Wibisana, yang tidak lain adalah adik Prabu Dasamuka (Rahwama) yang sudah diusir dari ALengka karena sudah berani menentang perbuatan kakaknya, Rahwana yang menculik Sinta. Wibisana juga menasihati Rahwana agar mengembalikan Sinta kepada Rahwana.
Wibisana dan Anoman kemudian bersama-sama melanjutkan perjalanan dan menghadap Rama . Wibisana kemudian bergabung dengan pasukan Rama, dan ia diangkat menjadi penasihat perang pasukan Rama.
ADS HERE !!!