Astina sedang dilanda kebingungan, karena bayi yang dilahirkan Dewi Kunti terbungkus kulit ari yang tebal. Bermacam senjata sudah digunakan untuk memecah bungkus itu, namun tidak ada hasil sama sekali.
Atas petunjuk Begawan Abiyasa, bayi bungkus itu agar dibawa ke hadapan Gajah Sena. Sementara, Batara Guru memanggil puteranya yang berujud gajah untuk memecah bayi bungkus itu. Batara Guru juga mengutus Dewi Uma untuk mendandani bayi Bima dengan pakaian khas tunggal Bayu.
Saat masih dalam bungkusnya, Batara Uma menyusup ke dalam bungkus itu dan mendandani putera kedua Prabu Pandu itu dengan pakaian khas tunggal Bayu, yakni kain kampuh Poleng Bang Bintulu Aji,kuku Pancanaka, gelang Candrakirana dan lain-lain. Itulah sebabnya, ketika keluar dari bungkusnya, bayi Bima telah berpakaian lengkap.
Bayi Bungkus Bima sudah dihadapkan Gajah Sena, saat itulah Batara Bayu menyusup ke tubuh sang Gajah dan dengan cara menyeruduk dan menginjak-injak , bungkus bayi itu pecah.
Begitu bungkus pecah, datanglah angin badai yang menerbangkan bungkus kulit ari bayi itu ke negeri Sindu Kalangan. Kelak, kulit bungkus BIma yang jatuh ke pangkuan Begawan Sapwani, itu menjelma menjadi ksatria bernama Jayadrata.
ADS HERE !!!